MPLS di SD Mentari Kasih Surabaya: Ikhtiar Wujudkan Para Pembelajar Sepanjang Hayat

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS, diarahkan menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan. Dalam MPLS, anak tidak lagi dihadapkan pada berbagai hal yang membuat mereka menganggap sekolah sebagai tempat yang menakutkan, penuh dengan tugas, dan ketertundukan. Sebaliknya, seperti diharapkan Kemendikbud Ristek, sekolah-sekolah mulai mengembangkan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan namun tetap esensial selama MPLS.

Di SD Mentari Kasih Surabaya misalnya, rangkaian MPLS yang berlangsung sekitar 2 minggu, dilakukan lewat kegiatan-kegiatan yang ringan namun penuh makna.

Rangkaian MPLS di SD Mentari Kasih diawali dengan Rapat Dewan Guru yang dipimpin oleh kepala sekolah. Dalam rapat ini, kepala sekolah memastikan para guru memiliki pandangan yang sama bahwa MPLS harus menyenangkan.

Infor terkait: MPLS SD Digelar 2 Minggu Untuk Mendukung Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan dan Perlu Kesepakatan Bersama Antara Sekolah & Orangtua dalam Proses Pembelajaran

Dapatkan juga berbagai informasi terbaru dari Kemendikbudristek di sini 

Simak juga video-video berikut (di bawah ini):

Selanjutnya, MPLS juga diawali dengan kegiatan Pra MPLS yang bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan sekolah kepada anak-anak didik yang baru bergabung ke sekolah tersebut.

Berikutnya, sekolah ingin menggali potensi peserta didik dan melakukan asesmen diagnostik. Dalam hal ini, sekolah membagikan formulir untuk diisi oleh orangtua murid.

Beberapa poin penting yang diisi orangtua di formulir tersebut antara lain riwayat kesehatan anak, potensi atau bakat siswa di bidang seni, olahraga, sains, ataupun bakat di bidang lainnya, serta sifat atau perilaku siswa yang menonjol atau perlu ditingkatkan.

Berbekal isian tersebut, sekolah akan bisa membantu mengarahkan anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya, sekaligus apabila diperlukan, memberikan perlakuan atau pendampingan khusus kepada siswa tersebut.

Selanjutnya, dalam MPLS, anak-anak juga diperkenalkan kepada visi misi serta tata tertib sekolah. Dengan mengetahui hal tersebut, anak-anak diharapkan bisa memiliki visi yang sama serta dapat menyesuaikan dirinya dengan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Selain itu, di hari berikutnya, mereka juga diberi wawasan tentang wiyata mandala dan program-program sekolah.

Memasuki hari berikutnya, anak-anak diajarkan untuk mengenali etika dan tata krama di sekolah. Misalnya pembiasaan salam,  senyum, sapa, sopan, dan santun. Lalu pengenalan etika pergaulan antar peserta didik, serta peserta didik dengan guru dan tenaga kependidikan (termasuk kepada sikap simpati, empati dan saling menghargai serta sportif), dan pengenalan etika komunikasi termasuk tata cara menyapa/berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tak hanya diperkenalkan secara verbal, pada tahapan selanjutnya, anak-anak juga menjalani simulasi untuk pembiasaan etika dan tata krama di sekolah tersebut.

Hari berikutnya, anak-anak diberi paparan tentang pendidikan akhlak dan karakter, serta pengenalan budaya. Sekali lagi, tentu dengan cara-cara yang menyenangkan dan interaktif.

Yang tak kalah penting, di hari berikutnya, anak-anak juga diperkenalkan pada kurikulum merdeka dan profil-profil pelajar Pancasila. Di fase ini, anak diajak memahami bahwa mereka memiliki kebebasan untuk mempelajari berbagai hal, tanpa harus dituntut untuk cerdas di satu bidang saja. Artinya, mereka bebas untuk mengembangkan bakat mereka.

Kemudian, untuk mempersiapkan emosi mereka agar siap mengikuti kegiatan belajar dan mengajar, anak-anak juga mulai dibiasakan berbaris saat hendak masuk sekolah, serta antre (antri) saat hendak membeli makanan di kantin.

Berikutnya yang tak kalah penting, anak-anak juga diajak meningkatkan kemampuan literasinya melalui buku cerita, serta kemampuan numerasinya melalui praktik bermain sambil berhitung. Tentu saja, yang terakhir ini bertujuan untuk mendorong keberhasilan upaya pemerintah meningkatkan kecerdasan literasi dan numerasi pada anak-anak.

Lewat semua kegiatan tersebut, anak-anak diharapkan akan merasa nyaman di sekolah, yang pada ujungnya bisa menumbuhkan spirit cinta belajar, sehingga tumbuh sebagai generasi pembelajar sepanjang hayat. (Judul asli informasi: MPLS di SD Mentari Kasih Surabaya: Ikhtiar Wujudkan Generasi Pembelajar Sepanjang Hayat/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan SD Mentari Kasih Surabaya)

Bagikan Tulisan