Pembelajaran Mendalam atau Deep Learning yang mulai dikembangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) tahun 2025, bukan lah kurikulum.
Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.
Hal ini dikatakan Junie Darmaningrum, Widyaprada Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur dalam Podcast Beraksi, bertema Peran Strategi Kepala Sekolah dalam Implementasi Pembelajaran Mendalam yang ditayangkan channel youtube BBPMP Jatim pada Selasa (2/7/2025).
Dijelaskan Junie, maksud berkesadaran adalah bagaimana pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik mampu memfasilitasi mereka untuk menyadari sebagai pembelajar aktif, dan akan membuatnya meregulasi diri.
“Contohnya, peserta didik memahami untuk apa dia belajar. Ini akan menumbuhkan motivasi dalam dirinya, untuk mendalami lagi pengetahuannya. Dia juga mampu mengatur, mengolah pembelajaran, serta menetapkan strategi untuk mencapai tujuan,” terang Junie.
Sementara maksud bermakna adalah peserta didik dapat merasakan manfaat belajar bagi kehidupannya, dan mampu merealisasai hal-hal yang dipelajari.
Simak juga Bimtek Pembelajaran Mendalam(PM) & Koding Kecerdasan Artifisial (KKA)bagi Pengawas Satuan Pendidikan di sini
“Peserta didik mampu mengonsumsi pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan-pengatahuan sebelumnya dan menerapkan dalam kehidupan nyata,” terangnya.
Sedangkan arti menggembirakan adalah bagaimana pembelajaran mendalam ini menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, nyaman, menyenangkan dan aman.
“Peserta didik dihargai keterlibatan dan kontribusinya pada proses pembelajaran. Karena dihargai kontribusi dan kolaborasi ini tumbuh hubungan emosional. Ini akan membuat mereka lebih mudah memahami, mengingat kemudian mengaplikasikan,” katanya.
Dikatakan Junie, pembelajaran mendalam diperlukan untuk menjawab perubahan masa depan yang sulit diprediksi, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat dengan munculkan AI hingga perubahan iklim yang ekstrem.
Pembelajaran mendalam juga akan mengatasi permasalahan dunia pendidikan seperti rendahnya literasi, numerasi hingga kemampuan berpikir tingkat tinggi.
“Bonus demografi tahun 2035 dan Indonesia Emas 2045. Kalau kita bisa mempersiapkan dengan baik akan mempunyai generasi muda yang andal. Kalau tidak, akan menjadi beban. Dan pembelajaran mendalam bisa menjawab tantangan ini,” tegasnya.
Dikatakan Julie, dalam pembelajaran mendalam ini semua pihak dimuliakan, ada saling menghargai dan menghormati antara siswa dan guru, dengan mempertimbangkan potensi, martabat dan nilai-nilai kemanusiaan.
(Sumber catatan: You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur)
Simak juga video berikut:




