Peluncuran Gerakan Numerasi Nasional (GNN) di SD Negeri Meruya Selatan 04 Pagi pada Selasa (19/8) menandai langkah besar dalam mengubah cara anak-anak Indonesia berinteraksi dengan Matematika. Bersamaan dengan itu, digelar pula Pembukaan Bimbingan Teknis Calon Fasilitator Nasional Matematika GEMBIRA, yang bertujuan untuk memperkuat kompetensi guru dalam mengajarkan Matematika dengan pendekatan yang lebih menyenangkan dan inovatif. Inisiatif ini jelas menunjukkan komitmen Kemendikdasmen dalam menjadikan pembelajaran numerasi lebih relevan, aktif, dan sesuai dengan kebutuhan generasi muda.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menekankan pentingnya peran guru dalam proses pembelajaran numerasi. Melalui pendekatan GEMBIRA yang merupakan akronim dari Gali dan Eksplorasi, Muat Konten, Buat Aktivitas, Ikuti Pemikiran Murid, Rayakan, dan Akhiri, diharapkan para pengajar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang tidak hanya mengedepankan pemahaman konsep, tetapi juga merangsang kreativitas, analisis, dan keterlibatan aktif siswa. Dengan cara ini, pembelajaran Matematika diharapkan menjadi lebih kontekstual, inklusif, dan memotivasi murid untuk berpikir kritis.
Nunuk Suryani, Direktur Jenderal GTKPG, menjelaskan bahwa pendekatan GEMBIRA dirancang untuk mengembangkan kompetensi guru secara komprehensif. Setiap langkah dalam akronim tersebut bertujuan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan, menggugah, dan mudah dipahami oleh siswa, sehingga mereka merasa lebih percaya diri dan bersemangat dalam mempelajari Matematika.
Di sisi lain, Angga Yuda, seorang guru sekaligus konten kreator dari Al Azhar Surabaya, berbagi pengalamannya dalam memanfaatkan media sosial untuk mendekatkan Matematika kepada generasi muda. Melalui konten edukasi yang aplikatif, Angga berusaha mematahkan stigma bahwa Matematika itu sulit dan membosankan. Dengan pendekatan yang lebih praktis dan relatable, ia ingin menunjukkan bahwa Matematika hadir dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, sehingga anak-anak merasa lebih dekat dan tidak takut lagi dengan pelajaran ini.
Penting untuk dicatat bahwa numerasi tidak hanya terbatas pada hitung-hitungan di kelas, tetapi merupakan keterampilan hidup yang bisa diaplikasikan dalam berbagai bidang, mulai dari cerita, permainan, hingga peran keluarga. GNN menjadi titik awal dari perubahan besar untuk membangun budaya numerasi yang ramah, inklusif, dan menyenangkan, yang dapat dinikmati oleh semua anak di Indonesia, tanpa kecuali.
Bimbingan teknis yang diadakan untuk para calon fasilitator nasional juga memiliki tujuan yang sangat konkret, yaitu untuk memberikan pelatihan langsung kepada guru PAUD dan SD agar mereka dapat mengimplementasikan metode-metode inovatif dalam mengajarkan Matematika. Pembukaan bimtek ini, yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, semakin memperjelas tekad pemerintah untuk mendukung keberhasilan GNN di seluruh Indonesia.
Melalui peluncuran GNN dan bimbingan teknis ini, Kemendikdasmen tidak hanya ingin meningkatkan kemampuan numerasi anak-anak, tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap Matematika sejak dini. Dengan cara yang menyenangkan dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, Gerakan Numerasi Nasional diharapkan bisa menciptakan budaya baru dalam belajar yang menyeluruh dan membekali generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan.
(Sumber catatan: Kemendikdasmen/Foto atau ilsutrasi dipenuhi dari Kemendikdasmen)




