Program-program Prioritas Kemendikdasmen ini Berdampak Langsung ke Masyarakat, Salah Satunya ke Pertumbuhan Ekonomi di Daerah

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berhasil menunjukkan capaian yang signifikan dalam implementasi program prioritasnya sepanjang periode Oktober 2024 hingga September 2025. Anggaran sebesar Rp181,72 triliun dialokasikan untuk enam program utama yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Komitmen pemerintah untuk menyediakan pendidikan yang merata dan bermutu untuk semua anak Indonesia terlihat jelas dalam hasil-hasil yang telah dicapai, yang tidak hanya tercermin dalam angka, tetapi juga dalam dampak nyata yang dirasakan oleh masyarakat.

Salah satu program yang mendapatkan perhatian utama adalah revitalisasi satuan pendidikan. Dengan anggaran Rp16,97 triliun, program ini berhasil melampaui target yang telah ditentukan. Dari semula hanya menargetkan 10.440 satuan pendidikan, realisasinya mencapai 15.523 satuan pendidikan, mencakup semua jenjang pendidikan dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, hingga SLB. Pembangunan dan revitalisasi ini juga tidak terbatas pada pendidikan formal saja, karena turut mencakup pembangunan 52 sekolah baru dan revitalisasi 122 satuan pendidikan nonformal. Langkah ini tak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Selain itu, digitalisasi pembelajaran menjadi prioritas yang tak kalah penting. Dengan instruksi dari Presiden Republik Indonesia, pemerintah terus memfasilitasi lebih dari 285.000 sekolah di seluruh Indonesia dengan akses pembelajaran digital. Program ini tidak hanya mempermudah pemahaman materi ajar, tetapi juga meningkatkan keterampilan digital siswa dan mengurangi learning loss yang selama ini menjadi tantangan besar dalam pendidikan di Indonesia. Digitalisasi ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan pembelajaran dan meningkatkan kualitas literasi serta numerasi di seluruh jenjang pendidikan.

Peningkatan kesejahteraan guru juga menjadi perhatian utama dalam kebijakan pendidikan ini. Dengan alokasi anggaran Rp13,2 triliun, pemerintah meningkatkan tunjangan profesi guru non-ASN, yang kini menerima tunjangan sebesar Rp2 juta per bulan. Selain itu, ada juga subsidi upah untuk 253 ribu guru PAUD nonformal dan fasilitasi pengembangan karir bagi guru yang ingin melanjutkan pendidikan S1/D4. Program sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) juga diperluas untuk mencakup lebih dari 800 ribu guru, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mereka di bidang pendidikan.

Program Indonesia Pintar (PIP) dan beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) juga memberikan dampak yang luar biasa dalam membuka akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Dengan pagu anggaran Rp13,5 triliun untuk PIP dan Rp127 miliar untuk ADEM, program ini membantu jutaan siswa dari berbagai daerah, terutama dari daerah 3T dan Papua, untuk melanjutkan pendidikan mereka. Beasiswa ini tidak hanya mengurangi angka putus sekolah, tetapi juga memberikan peluang bagi anak-anak yang semula terhambat oleh faktor ekonomi untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Tidak hanya untuk siswa, program Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) juga berperan penting dalam menunjang keberlanjutan operasional pendidikan. Melalui dana alokasi khusus nonfisik sebesar Rp59,3 triliun, BOSP telah disalurkan untuk mendukung 50 juta peserta didik dan lebih dari 400 ribu satuan pendidikan. BOSP berfungsi untuk membiayai kebutuhan operasional nonpersonalia bagi satuan pendidikan, yang memastikan proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa kendala finansial.

Pemerintah juga menunjukkan kemajuan signifikan dalam program tunjangan bagi guru ASN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik. Dengan anggaran Rp70 triliun, pemerintah memastikan tunjangan profesi, tambahan penghasilan, dan tunjangan khusus dapat disalurkan secara langsung kepada lebih dari 1,5 juta guru. Penyaluran dana ini kini dilakukan secara efisien melalui transfer langsung ke rekening penerima, yang tidak hanya mempersingkat birokrasi, tetapi juga memastikan para guru menerima manfaat dengan tepat waktu.

Dampak dari semua program ini sangat nyata. Revitalisasi sekolah tidak hanya memperbaiki kualitas infrastruktur, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan nyaman. Digitalisasi pembelajaran menjadikan proses belajar mengajar lebih interaktif dan menarik, meningkatkan motivasi siswa, serta mempercepat pemahaman materi ajar. Kesejahteraan guru yang meningkat juga berdampak pada kualitas pembelajaran, karena guru yang lebih sejahtera cenderung lebih berkomitmen dan terlibat dalam pengembangan diri mereka.

Program PIP dan ADEM, yang memberikan bantuan pendidikan bagi keluarga kurang mampu, sangat penting dalam mengurangi angka putus sekolah dan memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Hal ini tentu menjadi langkah besar dalam mewujudkan pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia, terutama di daerah yang selama ini terpinggirkan.

Suharti, Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, menegaskan bahwa seluruh program yang dijalankan pemerintah berorientasi pada hasil nyata yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Setiap rupiah yang dialokasikan, kata Suharti, harus benar-benar kembali sebagai manfaat yang dirasakan oleh guru, siswa, dan keluarga Indonesia. Pendidikan bermutu bukan hanya sekadar visi, melainkan komitmen yang terwujud dalam kebijakan yang memberi perubahan nyata bagi kehidupan sehari-hari masyarakat.

Secara keseluruhan, kemajuan yang dicapai dalam sektor pendidikan ini menunjukkan bahwa ketika pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk mewujudkan perubahan, hasil yang positif bisa tercapai dengan cepat. Indonesia kini berada di jalur yang tepat untuk membangun sistem pendidikan yang lebih inklusif, berkualitas, dan merata, yang akan memberi dampak positif bagi masa depan anak-anak bangsa.

(Sumber catatan: Kemendikdasmen/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

Bagikan Tulisan