Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, Sujarno, menjelaskan BBPMP Provinsi Jawa Timur mendapat amanah dari Kemendikbudristek untuk mengawal Kebijakan Merdeka Belajar agar bisa terlaksana di daerah-daerah di Jawa Timur.
Ia menuturkan, tujuannya adalah agar para siswa di daerah masing-masing bisa mendapatkan pelayanan yang terbaik.
“Dalam Merdeka Belajar, peserta didik adalah tujuan utama kita, bagaimana para guru, kepala sekolah, dan insan-insan di Dinas Pendidikan dan BBPMP dapat memberikan layanan terbaik kepada para murid,” ungkapnya pada Kegiatan Refleksi Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar di Provinsi Jawa Timur Tahun 2023, Minggu (3/12/2023) di Singhasari Resort, Kota Batu.
Sujarno juga berterima kasih kepada Dinas Pendidikan, baik di Kabupaten/Kota maupun Provinsi Jawa Timur, yang telah ikut berperan penting sehingga ini semua bisa berjalan dengan baik.

Berkat kerja keras semua pihak, Jawa Timur telah mendapatkan berbagai penghargaan dari Kemendikbudristek maupun Bunda PAUD.
Seperti, Penghargaan Wiyata Dharma dan Anugerah Jawara Akun belajar.id untuk Kategori Provinsi Besar.
“Dengan banyaknya prestasi yang dicapai, kita tidak boleh terlena dan bersantai-santai, harus tetap meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di Jawa Timur,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang PKPLK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Suhartono, menyampaikan pesan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam Pelaksanaan Kegiatan Refleksi Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar di Provinsi Jawa Timur Tahun 2023.
“Bagus dan tidaknya kualitas pendidikan di Jawa Timur sebagian besar bergantung pada kualitas dan kinerja para guru,” ungkapnya.
“Sehingga, jika para guru di Jatim meng-upgrade diri dan kualitas kinerjanya, maka akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di Jawa Timur.”
Suhartono mengaku perlu menyampaikan pesan Khofifah tersebut karena pentingnya peran Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur dalam meningkatkan mutu dan kualitas para pendidik.
Untuk itu, ia pun memberikan apresiasi kepada BBPMP Provinsi Jawa Timur atas peran tersebut.
Suhartono mengakui, kondisi pendidikan di Jawa Timur memang mengalami beberapa tantangan, yang pertama disparitas kualitas.

“Artinya, ada pembeda di antara daerah dan lembaga, kemampuan lembaga dan daerah yang berbeda-beda menjadikannya sebagai tantangan bagaimana kita mengupayakan kualitas pendidikan di Jawa Timur,” ujarnya.
Tantangan kedua, lanjutnya, adalah sarana dan prasarana yang ketersedian dan manfaatnya masih belum optimal.
“Di lembaga pendidikan, meskipun ada dana alokasi khusus dan juga dari anggaran APBD, namun itu kalau dilihat dari jumlah lembaga di Jawa Timur, saya yakin itu masih belum optimal untuk membuat sarana dan prasarana yang lengkap,” jelasnya.
“Sehingga ini menjadi salah satu permasalahan atau tantangan bagi Dinas Pendidikan Jawa Timur dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.”
Tantangan ketiga yakni relevansi, yaitu kesesuaian antara kebutuhan industri dan dunia kerja, dunia usaha, dan pendidikan tinggi.
“Belum ada sinergitas yang optimal meskipun sudah kita usahakan, bagaimana nanti kerja sama ini kita bangun, akan sedikit demi sedikit menjawab tantangan yang saya sampaikan,” tuturnya.
Tantangan keempat, guru dan tenaga kependidikan masih ada kesenjangan antara kualitas, kuantitas, maupun spesifikasi kompetensi.
“Contohnya, guru produktif di SMK masih banyak yang belum terpenuhi, sehingga bukan keahlian di bidangnya, namun bisa mengajar mata pelajaran atau kompetensi keahlian yang lain,” ucapnya.
“Termasuk di SLB, Sekolah Inklusi, belum terpenuhi guru mata pelajaran maupun guru-guru yang lain.”
“Secara rasio kebutuhan rombel belum terpenuhi, tapi kalau dihitung dengan rasio per siswa sudah terpenuhi.”
Tantangan kelima, sinergitas antara pemerintah daerah dan masyarakat sektor swasta, media, dan perguruan tinggi.
“Ini perlu kita bangun untuk menjawab tantangan pendidikan yang ada di Jawa Timur,” ungkap Suhartono.
Dan tantangan yang terakhir adalah kapasitas fiskal sekolah, yakni kemampuan anggaran setiap sekolah yang masih tergantung pada jumlah siswa.
“Contohnya bergantung pada dana BOS yang didapatkan, ini mempengaruhi, bagaimana sekolah bisa bagus jika siswanya sedikit dan dana BOS-nya juga sedikit?” ujarnya.
“Tapi, di sisi lain, sekolah yang siswanya ribuan, dana BOS-nya lebih besar sehingga untuk mengembangkan sekolah lebih mudah, termasuk dana dari BPOPP yang merupakan dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.”
Sebab itu, Suhartono mengungkapkan, ia berharap banyak agar sinergitas Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan BBPMP Provinsi Jawa Timur dapat terjalin untuk meningkatkan mutu menjawab tantangan-tantangan yang ada.
“Saya yakin dengan kekompakan yang kita bangun, kebersamaan yang kita jalin, maka permasalahan-permasalahan tersebut dapat kita minimalisir,” tegasnya. (Judul asli informasi: Dispendik Jatim Yakin Sinergitas dengan BBPMP Akan Pecahkan Tantangan Kondisi Pendidikan di Jawa Timur/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan BBPMP Provinsi Jawa Timur)




