Strategi Jitu Pemkab Bojonegoro Optimalkan Pembentukan Komunitas Belajar

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memiliki strategi jitu untuk  mengoptimalkan pembentukan komunitas belajar di wilayahnya.

Optimalisasi ini dilakukan karena hingga September 2023, jumlah komunitas belajar di Bojonegoro masih sangat minim.

Komunitas belajar intra sekolah hanya ada di tingkat Kelompok Kerja Guru (KKG) di masing-masing satuan pendidikan dan  di Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS)

Sementara komunitas belajar antar sekolah hanya ada di  KKG gugus, KKG kecamatan, KKG kabupaten, MGMP, KKKS, MKKS. Bahkan hanya sedikit satuan pendidikan yang sudah mendaftarkan komunitas belajarnya di platform merdeka mengajar.

Sementara untuk implementasi kurikulum merdeka, hingga September 2023, dari total 2.652 satuan pendidikan, baru ada  1.513 satuan pendidikan yang berstatus mandiri berubah, 100 mandiri belajar, 23 mandiri berbagi, 34 sekolah penggerak, dan sisanya 982 belum terdaftar.

Menyikapi hal ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro merumuskan empat strategi untuk mengoptimalisasi pembentukan komunitas belajar.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro Drs Nur Sujito MM mengungkapkan, strategi pertama yang dilakukan adalah menggelar sosialisasi panduan komunitas belajar bagi forum kepala sekolah dan pengawas sekolah.

Sosialisasi  yang digelar pada 21 September 2023 itu menghadirkan pemateri dari Dinas Pendidikan Bojonegoro dan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur.

“Ada  20 kepala sekolah PAUD, TK, SD dan SMP mengikuti sosialisasi yang kami gelar di SMPN 5 Bojonegoro,” terang Nur Sujito.

Setelah sosialisasi, dilanjutkan pendampingan bagi guru, kepala sekolah dan pengawas untuk mengimplementasikan pembentukan komunitas belajar.

Untuk pendampingan ini dibuat klaster mulai dari satuan pendidikan, gugus, kecamatan dan wilayah.

Dalam pendampingan ini narasumber yang dihadirkan silang antar wilayah dan antar jenjang.

Antar wilayah dibagi barat, tengah dan timur. Sedangkan antar jenjang dikelompokkan jenjang TK dan SD. Lalu jenjang SD dan SMP, serta jenjang TK, SD dan SMP.

Dari klaster satuan pendidikan ini akhirnya terbentuk 20 komunitas belajar intra sekolah.

Tahap berikutnya, klaster gugus akan melaksanakan pendampingan pembentukan komunitas belajar.

Lalu, di klaster kecamatan akan melaksanakan pendampingan untuk pembentukan komunitas belajar di tingkat kecamatan (28 kecamatan).

“Terakhir, klaster wilayah akan melaksanakan pendampingan pembentukan komunitas belajar dengan wilayah kecamatan terdekat, meliputi wilayah timur, tengah dan barat,” ungkap Nur Sujito

Dijelaskan Nur Sujito, setelah proses pendampingan selesai, pihaknya memfasilitasi pelaksanaan komunitas belajar dengan menyediakan narasumber untuk pembentukan komunitas belajar.

“Kami juga menyediakan tempat pelaksanaan sosialisasi, menganggarkan dana serta menyediakan layanan help desk dinas pendidikan,” terang alumnus STPDN ini.

Setelah masing-masing satuan pendidikan membentuk komunitas pendidikan, strategi terakhir yang dijalankan adalah pemantauan dan evaluasi.

Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh BBPMP Provinsi Jawa Timur berupa monitoring dan evaluasi berkala, serta dari dinas pendidikan berupa evaluasi periodik (satu minggu sekali).

Diakui Nur Sujito, strategi ini terbukti sangat jitu meningkatkan jumlah komunitas belajar di wilayahnya. 

Hingga November 2023, jumlah komunitas belajar yang sudah terbentuk di Kabupaten Bojonegoro ada 224 buah.

Dari sini, Nur Sujito mengungkapkan bahwa strategi klaster yang telah dibuat dapat membangun komunikasi positif untuk saling bekerja sama dan dapat berbagi praktik baik.

“Selain itu, dengan klaster ini bisa mendapatkan solusi terbaik jika ada temuan kendala di masing-masing sekolah dalam pembentukan komunitas belajar. Serta mempercepat terbentuknya komunitas belajar di berbagai wilayah, dan meningkatkan pemanfaatan PMM,” ungkapnya.

Sementara strategi narasumber silang yang dibuat dapat meningkatkan motivasi peserta (kepala sekolah dan guru)  dalam mengikuti sosialisasi pembentukan komunitas belajar, serta menambah pengetahuan dan pengalaman baru terkait komunitas belajar.

“Narasumber silang ini juga dapat meningkatkan komitmen satuan pendidikan dalam pembentukan dan pelaksanaan komunitas belajar, mempercepat terbentuknya komunitas belajar serta meningkatkan pemanfaatan PMM,” tukasnya. (Sumber catatan: Paparan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro tentang Strategi Optimalisasi Pembentukan Komunitas Belajar di Kabupaten Bojonegoro/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

Bagikan Tulisan