Syarat-syarat Sekolah Penerima IFP dan Tipe-tipe Wilayahnya

Digitalisasi pembelajaran kini menjadi langkah strategis dalam upaya memperkuat kualitas pendidikan di Indonesia.

Hal ini tergambar jelas dari paparan Widyaprada Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur, Dyah Ayu Mexliessiana di Sosialisasi Tata Cara Penerimaan Interactive Flat Panel dalam Program Digitalisasi Pembelajaran yang digelar Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur

Pemerintah melalui program penyaluran Interactive Flat Panel (IFP) kepada lebih dari 300.000 satuan pendidikan di seluruh tanah air menunjukkan komitmen serius dalam menghadirkan teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar.

Program ini tidak hanya sekadar mendistribusikan perangkat canggih, tetapi juga mengembangkan ekosistem pendidikan berbasis teknologi yang dapat memfasilitasi pengajaran yang lebih efektif dan interaktif di berbagai wilayah, termasuk daerah-daerah terpencil sekalipun.

Melalui Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025, yang menekankan percepatan digitalisasi pembelajaran, Kemendikdasmen menargetkan seluruh jenjang pendidikan dari PAUD hingga SMA/SMK, serta SKB dan PKBM, untuk mendapatkan manfaat dari program ini.

Dalam pelaksanaannya, penyaluran perangkat IFP dilakukan secara bertahap dengan prioritas pada sekolah-sekolah yang membutuhkan, dengan memperhatikan berbagai faktor, termasuk infrastruktur dan kesiapan teknis masing-masing satuan pendidikan.

Program IFP ini memiliki pendekatan yang cermat dan inklusif.

Wilayah-wilayah yang memiliki infrastruktur internet stabil, seperti provinsi di Pulau Jawa, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta, menjadi penerima utama perangkat utama tanpa tambahan fasilitas lainnya.

Di sisi lain, wilayah yang memiliki akses internet terbatas, seperti sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, menerima perangkat tambahan seperti modem atau internet switch untuk memastikan keberlanjutan koneksi pembelajaran.

Di wilayah-wilayah yang lebih terpencil, seperti Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, di mana daya listrik sering menjadi kendala, sekolah-sekolah akan menerima paket IFP lengkap dengan panel surya sebagai sumber energi alternatif.

Keberhasilan program ini bukan hanya bergantung pada distribusi perangkat, tetapi juga pada kesiapan setiap satuan pendidikan dalam menerima dan mengimplementasikan teknologi ini dalam kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu, setiap sekolah yang ingin menerima IFP diwajibkan untuk memenuhi sejumlah persyaratan administratif dan teknis yang ditetapkan oleh pemerintah.

Salah satu syarat utama adalah terdaftarnya sekolah dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), serta konfirmasi kesediaan untuk menerima bantuan perangkat melalui sistem tersebut. Tanpa konfirmasi ini, sekolah dianggap menolak bantuan dan tidak akan masuk dalam daftar penerima.

Selain itu, setiap sekolah harus memiliki ruang pembelajaran yang layak untuk memasang perangkat IFP berukuran besar, yaitu 75 inci.

Ruang tersebut harus memiliki fasilitas listrik yang memadai, ventilasi yang baik, serta area yang aman untuk pemasangan perangkat. Hal ini menjadi kunci agar perangkat dapat digunakan secara optimal dalam mendukung proses pembelajaran.

Sekolah juga diminta untuk membentuk tim khusus yang akan mengawasi proses penerimaan perangkat.

Tim ini harus terdiri dari kepala sekolah, guru, serta staf tata usaha yang akan bertanggung jawab dalam dokumentasi dan penandatanganan berita acara serah terima (BAST). Dokumentasi ini penting sebagai bukti bahwa proses penerimaan barang telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Setelah perangkat terpasang, sekolah penerima wajib mengikuti pendampingan dan bimbingan teknis (Bimtek) terkait penggunaan IFP dalam pembelajaran.

Bimtek ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap sekolah dapat memanfaatkan perangkat tersebut dengan maksimal, serta mengintegrasikannya dalam kurikulum yang ada.

Pendampingan ini juga mencakup pelatihan bagi guru dan tenaga pendidikan lainnya agar mereka dapat mengoperasikan perangkat secara efisien dan memanfaatkannya dalam berbagai metode pembelajaran.

Program IFP ini tidak hanya memberikan perangkat digital, tetapi juga memperkuat kemampuan pendidik dalam mengelola kelas berbasis teknologi.

Proses digitalisasi pembelajaran yang diharapkan dapat membawa Indonesia menuju pendidikan yang lebih inklusif dan modern ini juga memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan keterampilan baru dalam mengajar.

Dengan perangkat IFP yang disertai pendampingan dan bimbingan teknis, sekolah-sekolah di seluruh Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan teknologi secara optimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Digitalisasi pembelajaran akan membawa banyak dampak positif jika dilaksanakan dengan baik.

Tak hanya dalam hal kemudahan akses informasi, tetapi juga dalam menciptakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan efisien.

Teknologi memungkinkan guru untuk menyajikan materi dengan cara yang lebih interaktif dan menarik, serta memberikan siswa kesempatan untuk belajar dengan cara yang lebih mandiri dan berbasis teknologi.

Namun, untuk memastikan bahwa semua manfaat tersebut dapat dirasakan oleh setiap sekolah, terutama yang berada di daerah-daerah dengan keterbatasan infrastruktur, diperlukan kesungguhan dan kerjasama yang solid antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat.

Pengiriman perangkat yang dilengkapi dengan panel surya di wilayah terpencil, misalnya, menunjukkan bahwa program ini tidak hanya sekadar mengejar tujuan teknis, tetapi juga berusaha menjangkau setiap pelosok Indonesia, tanpa terkecuali.

Program ini juga memberikan kesempatan bagi sekolah-sekolah di wilayah-wilayah yang sebelumnya kurang mendapat perhatian, untuk memperoleh akses yang lebih baik terhadap teknologi pendidikan. Dengan adanya IFP, diharapkan tidak ada lagi kesenjangan dalam hal kualitas pembelajaran antara daerah dengan akses internet stabil dan daerah-daerah terpencil yang selama ini terbatas dalam hal infrastruktur teknologi.

Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi digitalisasi pembelajaran adalah memastikan bahwa setiap sekolah benar-benar siap untuk memanfaatkan teknologi yang diberikan.

Oleh karena itu, kesiapan fisik dan teknis, seperti ruang yang memadai, sumber daya manusia yang kompeten, serta dukungan dari pemerintah, menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini.

Dengan adanya program ini, kita memasuki babak baru dalam dunia pendidikan Indonesia.

Proses digitalisasi ini tidak hanya mengubah cara kita mengajar dan belajar, tetapi juga membuka peluang bagi guru dan siswa untuk mengembangkan potensi mereka dalam dunia yang semakin terhubung dengan teknologi.

Dengan demikian, langkah ini menjadi penting tidak hanya untuk memperkenalkan teknologi, tetapi juga untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di era digital.

Informasi teknis selengkapnya seputar digitalisasi pembelajaran melalui pemberian IFP dapat disimak langsung di sini

(Sumber catatan: You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur/Penulis: Diana Triastuty/Editor: Bagus Priambodo/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur)

Bagikan Tulisan