Tantangan & Komitmen Sumenep Mendongkrak Kompetensi Literasi & Numerasi Siswa

Kabupaten Sumenep di Madura, Jawa Timur, menjadi salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai pilot project untuk upaya meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi para siswa.

Selain Sumenep, kabupaten lain yang telah ditunjuk adalah kabupaten Nganjuk.

Dengan ditunjuknya Sumenep sebagai pilot project, maka tiga UPT Kemendikbud Ristek di Jawa Timur, yakni Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP), Balai Besar Guru Penggerak (BBGP), dan Balai Bahasa, menggelar rakor yang melibatkan para praktisi pendidikan di Kabupaten Sumenep pada Rabu 31 Januari 2023 .

Dalam kesempatan rakor tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep: Agus Dwi Saputra S.Sos., M.Si memaparkan berbagai tantangan serta komitmen kabupaten Sumenep untuk meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi para siswa.

Menurutnya, kabupaten Sumenep memiliki keunikan yang tak dimiliki daerah lain.

“Sumenep ini wilayah kepulauan. Ada 126 pulau di Sumenep. Ada yang jarak tempuhnya sampai 17 jam dari pusat kabupaten Sumenep. Makanya, Indonesia kecil itu sebenarnya ada di Sumenep,” katanya.

Indonesia Kecil di Sumenep tak hanya direpresentasikan dalam banyaknya pulau. Tetapi juga dalam hal bahasa.

“Bukan hanya bahasa Madura yang menjadi bahasa percakapan sehari-hari. Ada juga misalnya bahasa Bajo dan Banjar. Karena memang ada pulau kita yang lokasinya lebih dekat dengan Sulawesi dan Kalimantan,” sambungnya.

Di sisi lain, keunikan itu memberikan tantangan tersendiri untuk upaya peningkatan kualitas pendidikan di Sumenep. Dia menyebut, dalam hal peningkatan kompetensi literasi dan numerasi misalnya, sudah ada beberapa program yang digarap pemerintah.

Namun, harus diakui bahwa tidak semua program itu berjalan dengan maksimal.

“Sebenarnya, juga sudah ada peraturan bupati tahun 2021 tentang penguatan literasi dan numerasi. Namun tindak lanjutnya masih kurang,” kata dia.

Dia pun mengakui bahwa Pemkab Sumenep masih terus mencari ekosistem terbaik untuk pembangunan literasi dan numerasi. Hal ini perlu dilakukan untuk mewujudkan visi Sumenep Unggul, Mandiri, dan Sejahtera. Visi tersebut hendak dicapai dengan membangun sumber daya manusia yang berdaya saing melalui pendidikan.

Salah satu apakah kinerja-kinerja yang telah dilakukan itu sudah berdampak positif, adalah kenaikan Indeks Pembangunan Manusia atau IPM.

“Tahun 2022 kemarin, IPM kabupaten Sumenep naik 3 digit dibandingkan 2021. Sedangkan pada 2021, posisinya ada di peringkat ketiga dari bawah,” kata dia.

Upaya lain yang juga telah dilakukan adalah menggelar gerakan membaca dan berhitung di seluruh tingkatan SD. Gerakan ini telah dimulai sejak 2021. Namun sayangnya, masih terkendala dalam monitoring dan evaluasi.

Selanjutnya, pada 2023, bupati Sumenep telah memberikan sinyalemen bahwa Pemkab akan memanfaatkan Dana Desa untuk penyediaan infrastruktur internet di wilayah kepulauan.

”Dengan adanya internet, kita berharap anak-anak bisa mengakses lebih banyak pengetahuan,” ujarnya.  

Terlepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan, Agus berharap kedatangan 3 UPT Kemendikbud Ristek dapat memberikan angin segar dalam upaya meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi anak didik di Sumenep. (Judul asli berita: Tantangan dan Komitmen Kabupaten Sumenep Mendongkrak Kompetensi Literasi dan Numerasi Siswa/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan BBPMP Provinsi Jawa Timur)

Bagikan Tulisan