Tiga Peran Utama Pustakawan Sekolah

Global Knowledge – Walaupun tidak ada yang bisa menggantikan peran pustakawan sekolah, guru bisa mendukung kemampuan literasi siswa dengan memahami peran pustakawan.

Berikut ini terjemahan dari artikel 3 Key Roles of School Librarians karya Benjamin Barbour yang publish di edutopia.org

Ada desakan untuk mengubah citra, mengurangi, atau menghilangkan perpustakaan sekolah di banyak distrik sekolah (school district—semua sekolah yang terletak di dalam area atau wilayah tertentu dan diatur oleh otoritas tertentu). Nasib pustakawan penuh waktu dan bersertifikat di ambang bahaya. Sebagai seorang pendidik dengan gelar sarjana ilmu perpustakaan, saya sangat memedulikan masalah ini.

Fakta yang tidak bisa diragukan lagi: Perpustakaan dan pustakawan sekolah sangat penting bagi kesejahteraan pendidikan dan emosional siswa. Pengelola sekolah harus memastikan ada pustakawan profesional yang tersedia untuk siswa. Pustakawan memiliki banyak peran, namun peran ini bisa dibagi menjadi tiga bagian utama: penyokong literasi, pengelola materi pembelajaran, dan tenaga ahli penelitian. Jika sekolah Anda tidak memiliki pustakawan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengisi peran pustakawan tersebut.

Menjadi penyokong literasi

Sebagai penyokong literasi, pustakawan memastikan berbagai jenis buku bisa mudah diakses oleh siswa. Penyokong literasi juga mempromosikan kegiatan membaca, menciptakan strategi untuk membantu pembaca yang kesulitan membaca, dan memanfaatkan berbagai materi pembelajaran untuk membuat kegiatan membaca fiksi dan nonfiksi lebih menyenangkan bagi siswa yang kesulitan membaca. Guru kelas mungkin tidak bisa memenuhi peran-peran ini, namun ada beberapa strategi yang bisa diterapkan pendidik untuk menjadi penyokong literasi yang lebih baik (Anda mungkin sudah menerapkan beberapa di antaranya).

Model reading: Saya memiliki perpustakaan pribadi yang besar di kamar saya dan saya sering mencoba mendiskusikan buku-buku yang pernah atau sedang saya baca. Pikirkan cara menampilkan buku-buku tersebut dan adakan sesi book talk singkat (presentasi singkat tentang sebuah buku agar orang lain tertarik membacanya) lalu jadikan sebagai rutinitas kelas Anda

Rekomendasi buku: Coba merekomendasikan buku yang sesuai dengan usia dan minat siswa di kelas Anda. Tampilkan buku-buku yang topiknya sama dengan apa yang Anda ajar.

Resensi buku secara informal: Dorong siswa untuk menceritakan apa yang mereka baca. Bisa saja mereka sedang membaca buku untuk kelas lain. Minta siswa untuk mengutarakan pendapat mereka tentang buku itu kepada teman sebayanya. Tantang siswa jika pendapat mereka kurang jelas (mis. “Apa yang menyebabkan karakter dalam buku menjadi kuat atau lemah?” atau “Bagaimana cara agar penulis membuat konfliknya lebih menarik?).

Membaca nyaring atau lantang: Membaca nyaring atau lantang membantu anak-anak dari segala usia dalam pengucapan dan kelancaran membaca mereka. Kegiatan ini juga memungkinkan guru melihat bagaimana siswa berjuang atau berhasil.

Kiat-kiat membaca: Baru-baru ini, saya berbincang dengan siswa-siswa SMA saya tentang bagaimana HP bisa mengalihkan perhatian kita saat membaca. Saya menyarankan untuk mematikan HP mereka saat membuka buku. Kiat simpel yang seperti itu setidaknya bisa membantu siswa menjadi pembaca yang lebih baik.

Menjadi pengelola materi pembelajaran

Pustakawan mengelola materi pembelajaran untuk semua guru dan siswa. Saat tahun ajaran baru tiba, mudah melupakan fakta bahwa ada guru lain di sekolah yang mungkin memiliki strategi atau materi pembelajaran efektif yang bisa membantu semuanya. Jika pustakawan tidak ada, pertimbangkan untuk menjadi pengelola materi pembelajaran di bidang Anda (misal: pengelola materi pembelajaran Bahasa Inggris). Pengelola materi pembelajaran tidak harus dijadikan posisi resmi, tugasnya adalah mengumpulkan, menyusun, dan menyebarkan semua rencana pelajaran, video, kurikulum, lembar kerja, kegiatan, dan permainan dari bidang masing-masing.

(1) Membuat folder dan mendorong kegiatan saling berbagi informasi materi pembelajarandengan satu sama lain; (2) Membuat strategi untuk menyusun dan mempublikasikan materi pembelajaran; (3) Terhubung: Pengelola materi pembelajaran di setiap bidang  bisa terhubung dengan satu sama lain secara berkala untuk berbagi informasi. Guru bahasa Inggis mungkin memiliki grafik visual (grapic organizer—media pembelajaran yang mengoordinasikan ide-ide dan konsep-konsep ke dalam bentuk visual) yang mungkin cocok untuk bidang ilmu sosial; (4) Tentukan area di ruang guru atau tempat lain yang bisa digunakan untuk menyimpan bahan ajar, seperti buku.

Beberapa cara mengelola materi pembelajaran untuk siswa: Pertama, saya sarankan untuk mengunjungi perpustakaan umum dan menanyakan materi pembelajaran apa saja yang gratis. Perpustakaan umum memiliki kumpulan data yang terorganisir (database) dan surat kabar yang melimpah dan sangat diperlukan dan bisa diakses oleh pemustaka yang memiliki kartu akses perpustakaan.

Kedua, cari tahu apakah sekolah atau bidang  Anda memiliki dana yang cukup untuk berlangganan surat kabar. Banyak surat kabar ternama yang menawarkan akses digital untuk sekolah.

Ketiga, pertimbangkan apakah berlangganan materi pembelajaran penelitian bisa bermanfaat untuk bidang Anda. Inilah beberapa rekomendasi pangkalan data yang bagus sebagai permulaan.

Setelah memiliki materi pembelajaran, pastikan untuk mengorganisir dan menyajikannya dengan baik agar mudah diakses oleh siswa. Saya kadang-kadang menyediakan folder digital di platform pembelajaran saya dengan judul “Kumpulan Materi Pembelajaran di Internet” atau “Kiat-Kiat Menulis”.

Menjadi tenaga ahli penelitian

Banyak guru yang sudah menjadi tenaga ahli penelitian, terampil dalam menggunakan materi pembelajaran primer dan sekunder, menemukan informasi yang berkualitas, dan membuat kutipan. Pertanyaannya adalah: Jika tidak ada pustakawan, bagaimana cara guru berbagi pengetahuan dan informasi tentang penelitian dengan satu sama lain?

Mungkin Anda sudah merasa cukup dengan memahami kumpulan data akademis tertentu. Mungkin juga Anda memiliki daftar situs web bagus yang menjelaskan cara mengutip dengan tepat atau artikel yang menarik tentang penggunaan Wikipedia secara efisien.

Ingat, pustakawan mengumpulkan, menyusun, dan menyebarkan informasi.

(1) Membuat folder bersama bagi guru untuk berbagi tautan yang berisi strategi penelitian. Jangan lupa mengorganisir folder ini sebaik mungkin agar mudah digunakan; (2) Metode yang bagus untuk berbagi strategi penelitian adalah dengan membuat video singkat. Saya membuat rekaman berdurasi 10 menit yang berisi cara saya menggunakan kumpulan data  akademis dan membagikannya dengan yang lain.

Tidak ada yang bisa menggantikan pustakawan sekolah. Eksistensi mereka sangat penting bagi setiap sekolah. Pendidik juga harus memperjuangkan mereka. Karena jumlahnya semakin berkurang, guru dari setiap bidang bisa mengajukan diri dan mengisi peran tersebut. (Jelita (Jendela Literasi Kita)/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

Bagikan Tulisan