TK Al Muslim Tunjukkan Praktik Nyata PAUD Holistik Integratif

Podcast Beraksi – Podcast Beraksi (Berbagi Konten Edukasi) Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur Episode 25 Juni 2025 mengangkat isu strategis dalam pendidikan anak usia dini, dengan mengajak pendengar mengenal lebih dekat pendekatan PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) sebagai upaya menuju layanan PAUD yang bermutu dan menjangkau semua kalangan.

Di episode ini, Widyaprada Ahli Madya BBPMP Jatim, Dwi Ari Noerharjianti, memandu diskusi yang menghadirkan dua narasumber, yaitu Ireng Dwi Widodo, Widyaprada Ahli Muda BBPMP Jatim, dan Siti Amina, Kepala TK Al Muslim. Keduanya mengupas penerapan PAUD HI dari sisi kebijakan dan praktik lapangan.

Pembahasan dimulai dengan penegasan dasar hukum PAUD dan PAUD HI. PAUD berlandaskan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, sedangkan PAUD HI mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013. Pendekatan ini mengintegrasikan layanan pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan anak dalam satu kesatuan program.

Menurut Ireng, perjalanan PAUD HI di Indonesia sudah cukup panjang. Sejak 2008, PAUD ditetapkan sebagai strategi nasional. Setahun kemudian, pedoman umum PAUD HI diterbitkan, dan pada 2013 diperkuat melalui Perpres tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif. Rangkaian regulasi ini terus berkembang hingga terbentuk Rencana Aksi Nasional dan Pedoman PAUD HI yang berlaku sampai 2024.

Penerapan PAUD HI juga berkaitan erat dengan program prioritas nasional seperti penurunan stunting dan kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun. Evaluasi terbaru pada 2025 menempatkan PAUD HI sebagai fondasi dalam membentuk generasi emas Indonesia 2045 yang sehat, cerdas, dan sejahtera.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mendorong seluruh satuan pendidikan PAUD untuk terlibat aktif dalam implementasi PAUD HI. Setiap lembaga wajib memenuhi delapan indikator layanan esensial sebagaimana tercantum dalam Dapodik. Ini menjadi tolok ukur untuk memastikan kualitas layanan menyeluruh bagi anak usia dini.

Baca juga untuk melihat podcast Beraksi sebelum-sebelumnya: Podcast Beraksi BBPMP Jatim Bahas Percepatan Akses Pendidikan Prasekolah di Program Wajib Belajar 13 Tahun

Contoh penerapan konkret dapat ditemukan di TK Al Muslim yang sudah menjalankan PAUD HI selama 12 tahun. Kepala sekolah, Siti Amina, menjelaskan bahwa pendekatan ini menyentuh seluruh aspek perkembangan anak, termasuk pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan.

Dalam pelaksanaannya, keterlibatan berbagai pihak menjadi keharusan. Sekolah perlu membekali pendidik dan tenaga kependidikan dengan pemahaman yang memadai tentang PAUD HI. Kemitraan dengan puskesmas memungkinkan pemantauan pertumbuhan fisik anak secara rutin dan terukur.

Layanan pendidikan diatur sesuai kurikulum dengan mengutamakan pengembangan nilai agama, moral, bahasa, sosial, dan emosional. Pada saat yang sama, pendekatan kesehatan dijalankan melalui pemeriksaan fisik, pemberian vitamin, dan pemantauan gizi secara langsung di sekolah.

Peran orang tua juga menjadi elemen penting dalam keberhasilan PAUD HI. TK Al Muslim menyediakan program parenting yang mempertemukan pandangan antara rumah dan sekolah dalam hal pola asuh. Sinergi ini ditujukan untuk menjaga kesinambungan pengasuhan anak dari dua lingkungan utama.

Di sisi lain, pemerintah hadir melalui kolaborasi antara sekolah dan puskesmas. Selain pelayanan medis, kerjasama juga mencakup penyediaan makanan sehat yang memenuhi standar gizi, lengkap dengan pelatihan memasak dan sertifikasi kesehatan.

Empat elemen utama mendefinisikan kualitas PAUD HI adalah pembelajaran yang berpusat pada anak, kolaborasi sekolah dengan orang tua, dukungan layanan esensial, dan kepemimpinan yang adaptif. Seluruh unsur ini hanya bisa berjalan jika guru terus memperbarui kompetensinya dan sekolah menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif.

Strategi TK Al Muslim dalam menjalankan PAUD HI dimulai dari membentuk tim guru penanggung jawab, menjalin MoU dengan instansi terkait, hingga menyusun program pelatihan bagi tenaga pendidik. Supervisi kepala sekolah turut memastikan bahwa seluruh proses berjalan sesuai pedoman.

Pencatatan data tumbuh kembang anak dilakukan secara sistematis. Data ini berfungsi sebagai alat untuk mengenali masalah sejak dini dan mencari solusi, baik melalui layanan kesehatan maupun dukungan psikologis. Keterlibatan orang tua dilibatkan dalam setiap intervensi lanjutan yang diperlukan.

BBPMP Jatim memiliki peran penting dalam mendampingi satuan pendidikan PAUD, termasuk melalui Dinas Pendidikan di daerah. Pendampingan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa lembaga pendidikan memahami dan mampu mengimplementasikan delapan indikator layanan esensial PAUD HI.

Data tahun 2024 menunjukkan bahwa Jawa Timur menjadi provinsi dengan capaian tertinggi dalam penerapan indikator PAUD HI, yakni sebanyak 37.272 satuan pendidikan telah memenuhi setidaknya enam indikator yang dipersyaratkan. Pada 2025, target capaian naik menjadi tujuh indikator.

Implementasi PAUD HI juga dapat dibuktikan melalui kelengkapan dokumen program kerja, perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan yang konsisten. Ini menjadi bagian dari tanggung jawab kelembagaan yang harus dipenuhi setiap satuan PAUD.

Meski telah berjalan baik, tantangan tetap ada. Di TK Al Muslim, salah satu kendala adalah pemerataan pemahaman guru dan partisipasi orang tua yang belum seragam. Masalah juga ditemukan dalam perlindungan identitas anak, di mana masih terdapat siswa yang belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Langkah jemput bola dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dalam pemeriksaan kesehatan. Sekolah aktif berkoordinasi dengan puskesmas untuk memastikan seluruh siswa mendapat layanan sesuai standar.

Berdasarkan rencana strategis, pemerintah telah menargetkan 70 persen satuan PAUD mampu memenuhi minimal tujuh indikator layanan esensial. Pencapaian ini menuntut kolaborasi erat antara BBPMP, Dinas Pendidikan, dan seluruh satuan pendidikan.

Ajakan untuk bergerak bersama kembali ditegaskan dalam podcast Beraksi ini. Pelaksanaan PAUD HI tidak bisa hanya berjalan di atas kertas, tetapi harus menjadi praktik nyata di lapangan. Sekolah diminta terus menjalin kemitraan dengan orang tua dan mitra layanan lainnya demi memastikan setiap anak mendapat layanan yang utuh dan bermutu sejak dini.

(Ditulis oleh Diana Triastuty/Editor: Bagus Priambodo/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan BBPMP Jatim)

Bagikan Tulisan