Cara SD Al Hikmah Surabaya Bangkitkan Kecakapan Literasi Siswa

Sabtu, 21/10/2023 WIB   925
IMG-20231020-WA0005

Kesuksesan pelaksanaan program Merdeka Belajar di satuan pendidikan menuntut keterlibatan seluruh ekosistem sekolah. Guru harus siap terlibat dan meningkatkan kompetensinya dengan cara saling belajar satu sama lain, untuk merumuskan strategi dan program terbaik yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi anak didik (siswa) dan satuan pendidikannya.

Di SD Al Hikmah, Surabaya, hal itu disadari betul. Di sekolah ini, semua ekosistem di sekolah terlibat dalam upaya meningkatkan budaya literasi yang menjadi prioritas sekolah dalam program Merdeka Belajar.

Ekosistem yang dimaksud mencakup kepala sekolah, guru, pustakawan sekolah, hingga pihak di luar sekolah.

“Di sekolah ini, program merdeka belajar yang sedang jadi prioritas untuk digiatkan adalah peningkatan budaya literasi. Di antaranya dengan membudayakan siswa meminjam buku di perpustakaan, membaca, dan menulis resume, serta mempresentasikan apa yang telah mereka baca,” kata Bambang, Kepala SD Al Hikmah Surabaya, kepada Tim Salipan (Saling Liputan) Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur saat monitoring dan evaluasi gladi bersih ANBK SD pada 17 Oktober 2023 lalu.

Program peningkatan budaya literasi ditetapkan sebagai prioritas karena adanya kesadaran bahwa kecakapan literasi adalah keterampilan yang harus dimiliki siswa.

Bahkan, sebelum hadirnya program Merdeka Belajar, kesadaran itu sudah ada.

Namun kesadaran itu menemukan momentum dan mendapatkan porsi yang lebih besar seiring dengan adanya program merdeka belajar.

Sebelumnya, sekolah memang memiliki program literasi melalui penyediaan jam membaca tiap pekan. Namun program tersebut tak berjalan secara efektif dan maksimal. Karena tidak dibarengi dengan meresume serta mempresentasikan hasil kegiatan membaca.

“Setelah adanya penerapan program tersebut secara masif di kelas-kelas, cukup terasa dampak positifnya yang bisa dilihat dari kecakapan siswa, terutama dalam hal percaya diri, keterampilan komunikasi, dan manajemen diri dalam mempersiapkan sebuah project,” katanya.

Beberapa perubahan yang terjadi di antaranya, anak-anak semakin senang membaca karena mereka bebas memilih bacaan sesuai keinginan mereka.

Kedua, anak-anak juga jadi lebih terlatih dalam memahami isi bacaan, karena dituntut untuk membuat resume dari buku yang mereka baca.

Ketiga, anak-anak terlatih untuk menyampaikan gagasannya di muka umum karena dituntut untuk mempresentasikan resume yang mereka baca.

“Keempat, anak-anak terlatih mengatur waktu secara efektif dan efisien. Hal yang mendukung kemampuan ini adalah kewajiban untuk mengatur jadwal dari proses-proses tersebut, dalam waktu yang telah mereka tentukan sendiri,” urainya.

Dalam kaitannya dengan kolaborasi semua pihak, dia memastikan bahwa upaya mendorong budaya literasi pada diri anak-anak ini melibatkan semua guru, pustakawan, dan penerbit buku.

“Perpustakaan juga kami minta membuat laporan peminjaman buku oleh murid secara berkala, serta mengadakan pelatihan menulis bersama penerbit buku anak-anak. Kami juga mengikutsertakan mereka dalam lomba membaca puisi, mendongeng, dan lain sebagainya,” tukasnya.

(Artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com dengan judul Membangkitkan Kecakapan Literasi Pada Anak Ala SD Al Hikmah Surabaya, https://mataraman.tribunnews.com/2023/10/20/membangkitkan-kecakapan-literasi-pada-anak-ala-sd-al-hikmah-surabaya)

 

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)